Masyarakat Indonesia pasti sudah tidak asing dengan telur asin. Makanan yang berasal dari Brebes, Jawa Tengah ini merupakan olahan telur yang diawetkan dengan cara diasinkan dan biasanya dijadikan sebagai pendamping lauk saat menyantap makanan. Dalam catatan makanabis, telur asin yang nampak sederhana ini rupanya telah menggemparkan jagat dunia maya karena baru saja dinobatkan sebagai warisan budaya tak benda dalam sidang Kemendikbud. Menyandang gelar warisan budaya tak benda, telur asin memiliki berbagai alasan.
Awalnya, etnis Tionghoa menciptakan telur asin sebagai persembahan kepada Dewa Bumi dan mulai dikomersilkan pada 1950an. Memiliki rasa masir atau tingkat kegurihan yang pas membuatnya mudah diterima berbagai kalangan. Dari hanya digunakan sebagai sesajen hingga menjadi favorit semua orang, telur asin dinilai memiliki makna akulturasi budaya yang baik sehingga patut dinobatkan sebagai warisan budaya tak benda oleh Kemendikbud.

Tak hanya soal maknanya saja, telur asin menjadi warisan budaya tak benda karena telah eksis sejak dua generasi dan menjadi makanan rakyat hingga saat ini. Pembuatan telur asin yang melibatkan pengetahuan dan teknologi tradisional juga menjadi salah satu alasan disematkannya tersebut. Kemendikbud berharap dengan dijadikannya telur asin sebagai warisan budaya tak benda dapat membuatnya tetap lestari sebagai makanan rakyat favorit dan berimbas pada kemajuan usaha mikro telur asin di Indonesia.